PT Pertamina Regional III Jawa Tengah dan DI Yogyakarta sampai saat ini telah menarik sebanyak 500.000 tabung elpiji 3 kilogram yang dilaporkan mengalami kerusakan. Menurut Manajer Gas Domestik PT Pertamina Regional III Jateng-DIY, Ari Anggara, di Semarang, Senin (22/11), kebanyakan tabung elpiji yang ditarik tersebut memang belum berlabel Standar Nasional Indonesia (SNI).
Dari 500.000 tabung elpiji yang telah ditarik dari pasaran itu kebanyakan tak berlabel SNI karena memang dibuat sebelum adanya ketentuan dari Kementerian Perindustrian itu. Terkait banyaknya kejadian meledaknya tabung elpiji 3 kilogram, ia mengatakan pemahaman masyarakat yang kurang atas penggunaan produk tersebut menjadi salah satu penyebabnya. Karena itu pihaknya terus melakukan sosialisasi.
Kebijakan untuk mengambil atau menarik gas elpiji yang berukuran 3 kg memeng harus segera ditarik kembali dan menggantikan dengan gas elpiji yang baru. Karena banyak sekali kasusu-kasus yang terjadi seperti meledaknya gas elpiji dengan berat 3 kg. kejadian tersebut sangat membuat masyarakat menjadi resah dengan menggunakan gas elpiji dengan berat 3 kg. belum lagi dengan harga minyak tanah yang sangat mahal dan langka untuk didapat.
Pemerintah harus lebih memerhatikan lagi dengan bahan bakar yang masyarakat gunakan. Karena banyak sekali yang memalsukan gas elpiji dengan berat 3 kg, oleh sebab itu banyak gas yang meledak. Setidaknya pemerintah segera menggantikan gas elpiji dengan berat 3 kg yang baru karena banyak sekali gas yang rusak dan tidak layak lagi digunakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar